Marah
Muka kusut terbakar
Amarah dendam tak jadi masalah
Kulihat awan begitu tebal menghitam
inikah puncak kemarahan?
Tuhan begitu hina dusta nestapa kurasakan
Begitu hina hati ini ternyata kurasa
namun, aku tak mau
aku berontak
aku meronta
meradang...
kadang tak kepalang
hidup...
mengapa penuh sesal tak berhaluan
tidakkah kau tahu perasaan duka mendalam yang kurasakan?
Kadang mereka tak tahu
kadang pula mereka tak paham
ingin ku menjerit, meronta, melawan, menabrak, dan berteriak
sakit, sakiiit, hanya sakit kurasa
beban yang bergelora ingin sekali kumuntahkan
namun, pada siapa...
tak ada yang mendengar tak ada pula yang melihat
semua bisu, layu, hitam, hina terpuruk di mata
jeritan pilu terkadang merasuk, menyerbu merenda
diantara relung-relung hatiku
tubuhku hasratku jiwaku terpaku dalam api panas mambara ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar